Hari Guru Nasional diperingati bersama hari ulang tahun PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Hari Guru Nasional bukan hari libur resmi, dan dirayakan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Guru di Indonesia dianggap sebagai pahlawan tanda tanda jasa. Di Indonesia hari guru diperingati setiap tanggal 25 November sedangkan di Negara-Negara lain sebaga berikut:
- Korea Selatan: 15 Mei
Hari guru dirayakan sejak tahun 1963 di Seoul, dan sejak tahun 1964 di kota Chuncheon. Perayaan ini dimulai oleh sekelompok anggota palang merah remaja yang mengunjungi guru-guru yang sedang sakit di rumah sakit. Perayaan hari guru secara nasional tidak dilangsungkan dari tahun 1973 hingga 1982, dan baru dilanjutkan kembali sejak 1983. Guru menerima hadiah bunga anyelir.
- RRC: 10 September
Murid-murid biasanya memberikan hadiah balas jasa kepada guru, seperti kartu ucapan dan bunga.
- Singapura: 1 September (hari libur sekolah)
Perayaan dilakukan sehari sebelumnya, dan murid-murid dipulangkan lebih awal.
- Vietnam:20 November
Hari libur sekolah untuk mengunjungi guru dan mantan guru di rumah masing-masing.
- India: 5 September
Hari ulang tahun Presiden India Dr. Sarvapalli Radhakrishnan yang juga seorang guru ditetapkan sebagai hari guru. Di sekolah-sekolah diadakan perayaan, dan murid yang paling senior memainkan peran sebagai guru.
- Amerika Serikat: minggu pertama di bulan Mei (Minggu Apresiasi Guru).
Hari Guru Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Oktober sejak tahun 1994. Tujuan diperingatinya hari ini adalah untuk memberikan dukungan kepada para guru di seluruh dunia dan meyakinkan mereka bahwa keberlangsungan generasi di masa depan ditentukan oleh guru. Menurut UNESCO, Hari Guru Sedunia mewakili sebuah kepedulian, pemahaman, dan apresiasi yang ditampilkan demi peran vital guru, yaitu mengajarkan ilmu pengetahuan dan membangun generasi. Education International (EI), sebuah federasi yang mewakili pengajaran profesional di seluruh dunia, yakin bahwa Hari Guru Sedunia harus dikenal dan dirayakan di seluruh dunia. Lebih dari seratus negara memperingati Hari Guru Sedunia.
Berbagai acara diadakan untuk menyabut hari guru di seluruh penjuru Indonesia, mulai dari kota-kota besar sampai daerah terpencil sekalipun. Di Lhokseumawe, Aceh diadakan upacara peringatan hari guru. Ratusan pelajar di Lhokseumawe meneladahkan tangan dan berdoa untuk guru mereka pada upacara peringatan HUT guru ke 64. Beda lagi di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur semua siswa diliburkan karena semua guru diwajibkan mengikuti apel dalam peringatan hari guru serta diadakan pameran pendidikan.
Beda lagi dengan di Depok, peringatan hari guru diwarnai dengan aksi unjuk rasa di Balaikota Depok oleh LSM untuk menyampaikan aspirasi guna memperhatikan nasib guru. Di Banyuwangi demo seribu lebih guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia Banyuwangi, diwarnai kericuhan didepan Pemkab setempat. Pendemo kesal karena polisi menghadang pintu gerbang, karena massa ingin bertemu Bupati Ratna Ani Lestari kandas. Mereka menilai bupati telah ingkar janji kepada para guru. Menurut para guru ini, sebelum terpilih, bupati berjanji meningkatkan kesejahteraan guru seperti mengangkat guru bantu, guru honorer dan pemberian uang makan. Unjuk rasa juga terjadi di Surabaya, Tulungagung, Siduarjo, Cirebon, Bandung dan daerah lainnya di Negara yang anggaran pendidikannya 20% dari APBN.
25 November diperingati sebagai hari Guru, namum meski menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa, nasib guru tetap tidak jelas. Saat ini masih banyak nasib guru yang terbilang tragis lantaran statusnya. Banyak guru yang sudah mengabdi selama puluhan tahun, namun status mereka belum diangkat menjadi guru tetap. Perjuangan para guru yang mendidik generasi penerus bangsa, tetapi nasibnya miris. Hingga kini masih banyak guru honorer padahal masa bakti kerja mereka diatas 20 tahun, Pemerintah khususnya Dinas Pendidikan harus memperhatikan ini. Lebih mengiris hati lagi, masih banyak guru yang mendapatkan gaji jauh dibawah UMK.
Dengan anggaran Untuk bidang pendidikan yang sudah cukup besar akan tetapi nasib para pahlawan tanpa tanda jasa masih memprihatinkan seperti halnya Guru Bantu, Guru Daerah Terpencil dan lainnya. Selain itu pula, Dunia Pendidikan saat ini dirasakan sudah tidak memihak kepada rakyat kecil. Hal tersebut terjadi dengan berbagai macam pungutan dengan dalih untuk kepentingan pendidikan. Rendahnya tingkat kesejahteraan para guru menjadi bagian permasalahan seluruh kota di Indonesia, profesi yang sering diidentikan dengan pahlawan tanpa tanda jasa tersebut acapkali diabaikan dan tidak menjanjikan secara ekonomi.
Di Kota Bandung perwakilan guru dari Federasi Guru Independent Indonesia (FGII), Forum Guru Honorer Indonesia (FGHI), dan Serikat Guru Indonesia (SEGI) melakukan pernyataan sikap terkait peringatan Hari Guru Nasional di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung. "Pemerintah melakukan kebijakan diskriminasi terhadap guru honorer tidak tetap, pendapatan mereka jauh dibawah Upah Minimum Kota (UMK) bahkan ada yang masih mendapat gaji Rp100.000 per bulan. Janji pemerintah dalam UU 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 14 ayat (1) bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial," tegas Ketua FGHI Yayan Hendriyan, di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Jumat (25/11/2011).
Tidak salah ketika seorang guru mempunyai usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama tugas pokoknya sebagai guru di sekolah dijalankan. Dan tidak salah pula ketika seorang guru menuntut haknya ketika kewajiban selesai ditunaikan. Yang perlu diperhatikan adalah ketika seorang guru kesejahteraannya sudah terpenuhi, gajinya sudah lebih dari cukup dan mendapat tunjangan profesi tetapi kinerjanya di bawah standar, tidak menunjukan seorang guru yang Profesional.
Dalam peringatan guru tanggal 25 November sekali lagi kita diingatkan bahwa Guru merupakan profesi yang luar biasa mulia, Karena Guru merupakan profesi yang banyak memberikan ilmu dan juga pendidikan lainnya. Guru adalah Pahlawan tanpa tanda jasa, Tapi tidak ada salahnya jika intansi terkait baik itu sekolah, Yayasan, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dan Pemerintah Pusat Memberikan penghargaan tanda jasa kepada Guru. Artinya tidak ada lagi guru yang berdemo karena kesejahteraannya sangat kurang, tidak ada lagi guru yang harus kerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Yang kita harapkan adalah guru fokus pada pekerjaannya untuk mencerdaskan anak bangsa tanpa harus memikirkan “besok bisa makan?” karena kesejahteraan guru dan keluarganya sudah terjamin.
