Wilujeng Sumping di blog Agung Maulana, mangga bade download bade comment atanapi surfing bebas.

Sabtu, 10 Oktober 2009

katanya sih "SEPEDA NABI ADAM"


Bulan Djulhijah identik dengan bulan haji, dimana para calon jemaah haji dari seluruh dunia pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Ibadah haji adalah rukun islam yang kelima yang wajib dilaksanakan semua umat islam yang mampu. Mampu dalam segi financial, mampu dalan ketahanan fisik dan mampu secara batiniah. Pergi ibadah haji ataupun berwisata ke Timur Tengah rasanya kurang lengkap jika tidak pergi ke Jeddah untuk melihat “Sepeda Nabi Adam”.

Di Al Mawadi kota Jeddah terdapat monumen/tugu yang sering disebut dengan sepeda Nabi Adam. Di tempat ini ada replika sepeda dengan ukuran yang besar, tingginya lebih dari 5 meter. Tidak jelas alasannya kenapa replika sepeda ini disebut sepeda Nabi Adam, tapi mungkin karena melihat ukuran sepeda ini yang besar lalu ada yang menyebutnya sepeda Nabi Adam. Dan sampai sekarang sebutan itu masih tetap abadi di kalangan jemaah haji Indonesia dan Asia Tenggara.

Menurut beberapa sumber, ada yang mengatakan bahwa monumen sepeda raksasa ini dibangun Pemerintah kerajaan Arab Saudi untuk menghormati dan menghargai para jemaah haji yang bersepeda dari India. Sedangkan menurut cerita Abu Bakar Husen, Mukmin yang berasal dari Arab Saudi, Sepeda tersebut didatangkan dari Jakarta yang merupakan pemberian mantan Gubernur DKI Ali Sadikin. Dari manapun asal sepeda ini tidaklah menjadi pesrsoalan, yang penting tempat tersebut telah menjadi tempat wisata menarik yang didatangi banyak orang dari seluruh dunia.


Jika kita pikirkan lebih seksama, apakah mungkin ketika zaman Nabi Adam ada sepeda yang bentuknya sama dengan sepeda-sepeda zaman sekarang. Sebutan sepeda Nabi Adam rasanya lebih pantas disebut sepeda anak cucu Adam. Jadi intinya monumen sepeda yang menjadi tujuan wisata ini tidak ada hubungannya dengan Nabi Adam AS.